Senin, 27 Mei 2024

KIAT MENULIS CERITA FIKSI-KBMN PGRI Gel. 31 Pertemuan Ke-11

 

 
Resume Pertemuan Ke-11 KBMN Gel. 31

Materi : KIAT MENULIS CERITA FIKSI

Narasumber : Sudomo, S.Pt.

Moderator    : Ahmad Saholeh, S.Pd. Gr.


Kelas Pertemuan KBMN yang selalu kutunggu-tunggu dengan semangat yang menggebu-gebu untuk menyimak materi cara menulis bermutu.

Pukul 19.00 Pak Ahmad Sholeh, S.Pd.Gr. selaku moderator akan membersamai kelas malam ini selama 2 jam ke depan, moderator membuka kelas pertemuan dengan salam, sapa, doa, dan perkenalan diri.

Pak Ahmad Sholeh adalah alumni KBMN Gel. 29, beliau juga seorang conten creator yang saat ini tergabung dalam TSO.

Moderator menyampaikan rentang acara pertemuan malam ini, yaitu :

1. Pembukaan

2. Pemaparan materi 

3. Tanya Jawab 

4. Penutup

Sebelum pemaparan materi oleh narasumber, moderator menyampaikan CV Narasumber pada malam hari ini yaitu Bapak SUDOMO, S.Pt.

Mengawali pemaparan mmateri, narasumber memberikan pertanyaan pemantik kepada semua peserta :
"Apa alasan Bapak/Ibu ingin belajar menulis cerita fiksi?

Berikut jawaban dari para peserta : 

-Imajinasi tinggi menjadi modal kuat untuk menulis cerita fiksi.

-Ingin mndapat pengalaman mnulis yg lebih baik

-Pengalaman menulis bisa didapatkan dari menulis beragam tulisan. Salah satunya adalah cerita fiksi.

-Ini juga alasan kuat untuk bisa menulis fiksi asal dibarengi dengan komitmen untuk konsisten menulis cerita fiksi.

Narasumber menguatkan bahwa menulis resume juga termasuk menulis cerita fiksi. Tulisan cerita fiksi bisa juga dipakai dalam proses pembelajaran di kelas. Tentunya bukan hanya mapel Bahasa Indonesia saja, tetapi bisa untuk mapel yang lainnya.

Narasumber memberikan salah satu contoh buku cerita fiksi dalam bentuk buku digital karya beliau sendiri ;


https://play.google.com/store/books/details/Sudomo_S_Pt_Bermain_Sambil_Belajar?id=1R9_EAAAQBAJ

Selanjutnya narasumber mulai memaparkan materi pokok yaitu Alasan Belajar Menulis Cerita Fiksi.


Berikut adalah beberapa alasan harus belajar menulis cerita fiksi :

Poin pertama mengenai AKM ini terkait erat dengan kompetensi guru dalam menulis cerita fiksi.

Kemampuan guru dalam menulis cerita fiksi akan memudahkan dalam menyediakan soal latihan teks sastra bagi murid di kelas

Apa saja syaratnya agar guru bisa menulis cerita fiksi?


Memang apa saja, sih, bentuk cerita fiksi itu?

Berikut ini beberapa contoh fiksimini, yaitu fiksi yang hanya terdiri dari beberapa kata saja 

https://www.tumblr.com/bianglalakata

Sedangkan cerita fiksi dengan jumlah kata tertentu biasa dikenal dengan flashfiction atau cerita kilat. Berikut ini contoh-contohnya https://bianglalakata.wordpress.com/category/cerita-kilat/

Sementara untuk cerita fiksi bentuk pendek, berikut adalah contoh-contoh cerita pendek https://bianglalakata.wordpress.com/category/cerita-pendek/

Untuk bisa membangun cerita fiksi, penulis harus lebih dulu memahami tentang unsur-unsur cerita fiksi. Bagi guru Bahasa Indonesia tentu ini bukan hal yang asing lagi pastinya.

Unsur pembentuk cerita fiksi, yaitu:
1. Tema
2. Premis
3. Alur/plot
4. Penokohan
5. Latar/setting
6. Sudut pandang

Berikut pengertian, tips, cara menentukan, dan contoh TEMA
Kalau bagian ini adalah pengertian, unsur-unsur, cara membuat, dan contoh PREMIS
Premis mungkin hal yang masih asing bagi Bapak/Ibu. Dari contoh premis di atas, kita bisa tahu cerita fiksi secara keseluruhan.
Karakter dari contoh premis tersebut, yaitu Seorang anak SD, tujuan tokoh adalah memperoleh pemahaman IPA, rintangan/halangan berupa melakukan perjalanan, sedangkan resolusinya adalah ke rumah kakeknya.

Berikut adalah pengertian, macam-macam, dan unsur ALUR/PLOT

Berikut adalah contoh alur/plot. Alur/plot ini akan memudahkan dalam menulis cerita fiksi. Sekaligus juga memudahkan dalam mengembangkan ide cerita yang ada. Alur/plot ini memungkinkan kita tidak keluar jalur saat menulis.

Bagian ini menjelaskan tentang penokohan termasuk macam-macam dan teknik penggambaran tokoh. Penggambaran sifat tokoh dalam cerita fiksi menggunakan prinsip show don't tell.

Terkait dengan latar/setting pun menggunakan prinsip yang sama. Sementara sudut pandang, tergantung kenyamanan penulis.

Lalu bagaimana, sih, kiat menulis cerita fiksi itu?

Berikut ini adalah proses kreatif menulis cerita fiksi yang terdiri dari niat, membaca, menentukan ide dan genre, membuat outline, mulai menulis, melakukan swasunting, dan publikasi .
Berikut penjelasan dari masing-masing kiat mudah dalam menulis cerita fiksi.





Apakah masih berpikir dua kali untuk mulai menulis cerita fiksi?
Berikut ini hasil buah pikiran yang narasumber tumpahkan lewat tulisan cerita fiksi.\

Demikian paparan materi dari narasumber pada pertemuan ke-11 malam hari ini.
Semoga materinya bermanfaat untuk kita semua untuk menambah semangat dalam belajar menulis bersama KBMN PGRI Gel.31

Selanjutnya sesi tanya jawab :
P1
Nama : Rosjida
Asal   : Ciamis
T : Bolehkah kita dalam menulis cerita fiksi sebebas-bebasnya atau berada dalam "suatu koridor"?
J : Intinya bebaskan ide dengan tetap berpegangan pada koridor yang ada. Misalnya, tidak menyinggung SARA, berpotensi menimbulkan konflik, dll.

P2
Nama : Achienk
Asal   : Jakarta
T : 1. Apakah bisa pengalaman pribadi, kita jadikan kedalam cerita fiksi?
     2. Bagaimana cara menemukan ide dalam menulis dan menjaga agar ide tersebut tidak buyar ketika           sedang menulis, karena ketika saking banyaknya imajinasi atau ide bisa tiba2 stuck menulis dan             bingung mana dulu yang mau ditulis
J : 1. Bisa
     2. Membuat outline/kerangka cerita. Catat ide yang diperoleh di notes. Pakailah prinsip selesaikan             yang telah dimulai.
P3
Nama : Dadan Suandi
Asal   : Sukabumi
T : 1. Apakah kisah nyata bisa dijadikan cerita fiksi?
     2. Bagaimana caranya supaya kisahnya nyata itu bisa menjadi benar-benar menjadi fiksi?
J : 1. Bisa banget 
    2. Caranya, ganti nama tokoh, latar/setting, dan unsur-unsur pembentuk lainnya. Tambahkan bumbu          tulisan biar enak dibaca. Bumbu bisa berupa tambahan imajinasi atau tokoh antagonis.
P4
Nama : Umi kulsum
ASal  : Kebumen
T : Kapan waktu swasunting yang tepat, dan bagaimana solusinya?
J : 1. Jangan melakukannya saat sedang menulis;
     2. Lakukan setelah tulisan benar-benar selesai; dan
     3. Tegalah kepada tulisan sendiri.

P5
Nama : Nancy
Asal   : Jakarta
T : 1. Kalau dalam penulisan cerpen, apakah ada batasan jumlah kata dalam setiap kalimatnya?                        Adakah ketentuan panjang pendeknya.
      2. Untuk penulisan dialog pendek dalam cerpen, aturan penulisan seperti apa Pak?
J :  1. Tidak ada batasan jumlah kata dalam kalimat untuk cerpen. Kecuali untuk cerita anak tergantung            dari jenjang pembacanya. Namun, idealnya untuk pembaca dewasa maksimal 18 kata per                        kalimat.
      2. Dialog pendek tidak ada aturan baku, kecuali aturan penulisan saja.

Demikian sesi tanya jawab dan saatnya moderator menutup kelas pertemuan malam hari ini dengan ucapan terima kasih dan diakhiri dengan salam.
Alhamdulillah saya dapat menyimak materi ini hingga akhir, materinya sangat menarik dan saya tertarik untuk memulai menulis cerita fiksi, semoga saya dapat mempraktikkannya.



Jakarta, 27 Mei 2024
ANTORO, S.Pd._Peserta KBMN PGRI Gel.31

5 komentar:

TEKNIK PROMOSI BUKU, KBMN PGRI Gel. 31-Pertemuan Ke-30

  Resume Pertemuan Ke-30 KBMN PGRI Gel. 31 Rabu, 7 Agustus 2024 Topik Materi : TEKNIK PROMOSI BUKU Narasumber   : Akbar Zainuddin, M.M., MNE...