Resume Pertemuan Ke-9 KBMN Gel.31
Rabu, 20 Mei 2024
Topik Materi : WRITING BY HEARTH
Narasunber : MUTMAINAH, M.Pd.
Moderator : WIDYA AREMA
Tak terasa malam ini KBMN Gel.31 sudah memasuki pertemuan ke-9. Rasa penasaran untuk menyimak materi semakin memuncak jelang pukul 19.00.
Tiba waktunya Ibu Widya Arema sebagai moderator pertemuan kelas malam ini muncul mengucapkan salam dan sapa untuk semua peserta. Moderator menyampaikan sesi acara kelas malam hari ini yaitu :
1. Pembukaan
2. Pemaparan Materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup
Mengawali pemaparan materi moderator membacakan sebuah puisi karya narasumber Bunda Emut yang berjudul :
ANTARA KITA
Ketika air mata langit turun mencipta genang di pelataran rumah, aku kembali terkenang pada rindu yang lupa jalan pulang
Pada rindu yang mengembara tak tau arah
Pijaran lentera menyala memantulkan cahaya dalam remang, masih saja membayang seraut wajah pada ingatan yang tak ingin hilang
Sesukar ini kah lupa? Setiap kisahnya menjelma rententan kata
Mencipta rindu pada warna warni rasa
Mestinya tak sulit lupakan segalanya
Jarak yang membentang, bersua yang tak kunjung, hingga tinggalah kenangan
Antara kita ....
Terikat dawai persaudaraan
Tak lekang oleh waktu pun ujian
Lebak, April 2024
Emut
Moderator juga memperkenalkan bahwa narasumber kita kali ini aseli orang Lebak. Seorang yang memulai debut dan karirnya di KBMN sebagai penulis. Tak terhitung berapa banyak karya antologi yang menjadi garapan di bawah kuratornya.
Kita sambut dengan meriah, inilah Bunda Emut.
Narasumber mengucap salam dan sapa, dilanjutkan dengan memperkenalkan diri. Beliau adalah aseli Lebak, Banten. Bunda Emut juga alumni KBMN Gel.24 (Januari-Maret 2022)
Sebelum pemaparan materi narasumber mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Omjay, selaku Founder sekaligus Guru Blogger Indonesia. Karena dengan belajar di kelas Beliaulah, ia bisa menelurkan buku solo maupun antologi. Juga ucapan terima yang tak terhingga kepada seluruh Team Solid dan narasumber di kelas menulis KBMN PGRI. Sungguh keikhlasan Beliau-Beliau dalam berbagi ilmu tanpa pamrih patut di apresiasi. Dari para Beliaulah yang telah menularkan virus ngeblog dan virus cinta literasi. Hingga berhasil melahirkan puluhan penulis di setiap kelasnya.
Narasumber mempersembahkan puisi :
S E K E P I N G R I N D U
Sekeping rindu acap kutitipkan untukmu
Lewat serayu yang mendesau di tepi semu
Entah tersampaikan atau tertahan oleh daun-daun meringgas diterpa kemarau
Termangu aku di pelataran sunyi
Desau angin mengetuk imaji
Kabarkan salamku yang tertawan daun
Rindu pun hanya sebatas impian
Ku coba bertanya pada ranting
Dimanakah titipan salam menggantung
Tapi mereka diam tak bergeming
Mungkin salamku telah sirna terbang dikecup alunan kidung
Bersama rinduku yang larung dalam palung.
Emut Lebak
Cipanas, 20 Mei 2024
Selanjutnya narasumber mulai memaparkan materi inti yaitu Writing By Hearth
Tips menulis dengan hati :
1. Libatkan emosi.
Emosi yang dimaksud disini adalah emosi yg positif ya....
Tulis apa saja yang kita rasakan, kita amati, dan kita dengarkan. Tulis semuanya apa adanya, tanpa perlu diedit terlebih dahulu. Jika kita menulis sambil mengedit tulisan kita tidak akan jadi.
Saat menulis libatkan emosi kita. Beri warna dan rasa pada tulisan kita. Saat kita menuliskan tentang kesedihan gambarkan kesedihan itu. Bagaimana rasanya sedih, tulis saja seperti kita sedang berbicara curhat pada sahabat kita jika kita sedang sedih.
Saat kita sedang marah sampaikan rasa amarah itu dalam kata kata. Sehingga seolah pembaca merasakan aura kemarahan kita.
Mengapa suasana dan emosi dirasa perlu untuk diolah lalu dituangkan ke dalam tulisan? Karena saat kita menulis dengan memainkan suasana dan emosi, maka tulisan yang dibuat pun akan memiliki rasa sehingga pembaca pun akan menikmati tulisan yang dibuat.
Namun jangan salah menempatkan emosi, apabila kita sedang dalam keadaan marah atau sedih jangan memaksa untuk menulis tulisan yang menyenangkan karena mood nya tidak sesuai dengan ide yang akan dituliskan.
Dalam menulis, jangan ragu untuk menuangkan semua ide yang kita miliki. Anggap saja sama seperti menulis diary namun dengan berbagai bentuk tulisan. Saat sudah terbiasa, menulis pun akan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bahkan membuat candu kepada orang yang melakukannya.
2. Libatkan panca indera.
Tiga sahabat itu meringkuk ketakutan. Di tengah samudra biru, mereka terombang-ambing diatas kapal yang sudah lubang sana sini. Tangan mereka terikat jaring dengan kuat, sementara mulut kelu dalam gigil kedinginan.
Dari kejauhan... Sesosok makhluk yang besar semakin mendekati mereka. Makhluk itu sangat besar, tingginya melebihi pohon kelapa. Badannya sebesar gedung tingkat delapan. Surainya mencuat tinggi berwarna keperakan disinari matahari. Entah makhluk apa yang mereka lihat. Matanya yang merah menampakkan amarah. Makhluk itu menghantamkan ekornya dengan kuat. Byuuuurrrr, seketika air laut bergejolak setinggi 30 meter. Baju mereka basah kuyup, rasa dingin bukan masalah terbesar mereka. Tapi tatapan marah ikan itu semakin mendekati mereka. Satu ayunan sirip lagi, akan tiba dihadapan mereka. Ooh bagaimana nasib ketiga sahabat itu selanjutnya?
3. Tulis sesuatu yang kita sukai.
Bapak ibu pasti pernah merasa jatuh cinta kan? Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita sukai. Hemmm pasti paket lengkap untuk mendeskripsikannya. Mulai wajahnya penampilannya, sikapnya. Bahkan senyumnya pun kita bisa melukiskannya dengan jelas. Kenapa bisa seperti itu?
Kuncinya karena SUKA
Jangan menulis sesuatu yang tidak kita sukai. Ibaratnya jika Anda tidak menyukai minum kopi, jangan memaksa minum kopi. Pasti tidak akan menggambarksn kopi itu secara obyektif bukan? Intinya tulis yang kita sukai. Jangan menulis karena terpaksa.
Ingat tulisan yang ditulis dengan terpaksa hanya akan berupa rangkaian huruf tanpa nyawa. Kosong, bisu dan tak membekas di hati pembaca.
Menulis adalah soal perasaan. Tidak cukup hanya pengetahuan, seorang penulis harus memiliki pemahaman. Pemahaman dimulai dari memahami diri sendiri baru memahami orang lain.
Penulis yang punya rasa akan menjadi sensitif dan mampu menangkap banyak hal. Efek ke tulisan, tulisannya akan menjadi lebih dalam dan dapat dimaknai oleh pembaca karena menyentuh pembaca. Dengan melibatkan rasa, penulis akan merasakan pengalaman keterlibatan sesuatu yang menggelegak dari dalam dirinya dan hal itu kemudian akan ditangkap oleh pembacanya. Merasa nggak?
Menulis adalah seni. Seni adalah keindahan. Seni adalah kreativitas. Seni juga bisa berarti jalan. Dengan seni, penulis memiliki jalan yang otentik di dalam karya-karyanya yang sulit ditiru oleh orang lain. Jadi hal ini adalah sebuah ciri khas mendalam dari penulis.
4. Jangan Mengharap Pujian.
Niatkan dalam hati yang pertama kata2 berikut ini.
UNTUK APA KITA MENULIS?
Jika kita menulis hanya karena pujian, orientasi kita bukan pada segi manfaat tulisan kita. Tapi semata mata karena ingin dipuji. Dan saat tulisan kita sepi dari pujian maka kita akan badmood bahkan malas untuk menulis.
5. Who dan do.
Who artinya kenali siapa yang akan membaca tulisan kita. Jika kita ingin tulisan kita mengena pada remaja maka posisikan diri kita sebagai remaja. Mulai dari gaya bahasa, topik dan hal- hal yang lagi digandrungi remaja. Jadikan diri bpk/ibu sebagai pembaca.
Do artinya pesan apa yang ingin kita sampaikan pada pembaca. Dengan harapan pembaca akan melakukan apa yang kita tulis dan kita harapkan sesuai tujuan tulisan kita.
6. READ AND READ.
Seorang penulis hendaknya suka membaca. Ibarat kendaraan maka membaca adalah bahan bakar seorang penulis. Dengan membaca kita akan kaya akan ide, bahasa dan bahan menulis.
Dikutip dari Rencanamu.id (24/09/18), hasil dari penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application , bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.
Jadi, semakin banyak seseorang membaca, wawasan dan pengatahuannya pun akan semakin luas, sehingga memiliki banyak referensi atau ide untuk menulis. Dengan kata lain, tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.
7. JUJUR
Mulutmu bisa berbohong tapi tulisanmu tidak
Kata orang apa yang tertulis tak mampu berbohong bahwa tulisan adalah isi hati penulis, saat matamu bisa berbohong maka tulisanmu tidak, artinya tulisan kita adalah gambaran dari kita.
8. Konsisten.
Poin yang ke 8 ini sangat mudah dikatakan tapi susah dilakukan. Ibarat berjalan selalu ada karang yang menghadang. Angin badai menerpa, meruntuhkan kesadaran. Tapi yakinlah itu semua hanya kerikil tajam sandungan. Kan memperkokoh genggaman tangan dalam satu TUJUAN yakni menjadi penulis
Saat lelah mendera, pikiran buntu, atau writer block menyerang istirahatlah. Tapi setelah itu ayunkan kaki lebih tinggi.
Tulisan yang dibuat dengan hati akan sampai pada hati pula. Tulisan itu akan membius dan membekas di hati pembacanya
Saat tulisan kita memiliki soul, maka tulisan itu tidak akan membosankan. Melekat dalam ingatan.
1. Lebih menyentuh pembaca
Tulisan yang dihasilkan dari luapan emosi, akan lebih menggugah pembaca. Sebaiknya tulisan yang datar, akan terasa membosankan.
Saat menulis, Anda tidak hanya memproduksi kata-kata, namun Anda tengah memproduksi rasa. Maka hadirkan perasaan dan emosi positif saat menulis. Instal dalam diri Anda emosi positif sehingga membanjiri diri Anda selama proses menulis. Emosi positif ini akan membimbing untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata.
Coba rasakan tulisan Anda yang terbimbing oleh emosi positif, pasti sangat berbeda dengan apabila tulisan terbimbing oleh emosi negatif.
2. Ketika kita sedang menulis sebuah novel sepenuh jiwa, maka tulisan tersebut akan memiliki nyawa dan seolah-olah bisa dirasakan secara nyata oleh pembaca.
Kita pasti pernah kan membaca sebuah buku yang membuat kita merasa masih larut dalam cerita meskipun sudah selesai membacanya? Bisa jadi penulis buku tersebut sangat menjiwai tulisannya.
3. Lebih mudah menyusun cerita.
Tentu kita pernah merasakan Writer Block . Tak ada ide menulis. Jangankan menulis paragraf. Membuat kalimat saja kadang tak terangkai. Maka cobalah menulis dengan hati.
Tulis semua yang ada disekeliling kita, rasakan dengan indera kita. Tulis saja, tanpa mengindahkan kaidah penulisan. Tulis seolah kita berbicara.
Menulislah dengan berbagi rasa lewat abjad, dan menyentuh hati pembaca lewat tulisan.
Bandingkan dua tulisan ini
Contoh menulis melibatkan hati dan tidak melibatkan hati
Lengkap dan berinovasi
BalasHapusResumenya bagus, rapi, Semangat terus untuk menulis.
BalasHapusBisa nggak sih, rangkumannya nggak sekeren ini ???
BalasHapusKeren banget deh
Luar biasa resumenya pak, kereen
BalasHapusUraiannya detail bgt. Lengkap
BalasHapusLengkap dan ena dibaca :)
BalasHapus