Rabu, 26 Juni 2024

DIKSI DAN SENI BAHASA, KBMN PGRI Gel.31 Pertemuan Ke-19

 

Resume Pertemuan Ke-19 KBMN PGRI Gel.31

Materi : Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber : Maydearly

Moderator    : Mutmainah, M.Pd.


Tepat pukul 19.00 kelas dibuka oleh Bunda Emut selaku moderator pertemuan ke-19 malam ini. Di putaran ke 19 ini moderator akan menemani sahabat nusantara menimba ilmu di kelas Menulis tanpa sekat dan batas. Semoga semangat kita tetap menyala untuk terus berkarya. Niat kita tetap terjaga untuk menambah ilmu dari narasumber yang luar biasa.

Narasumber kita malam ini Maydearly . 

Berasal dari provinsi Banten. 

Tepatnya Kabupaten Lebak. Sebuah kota kecil yang kaya akan budaya. Terkenal dengan motto Lebak Unique karena mendiami tempat yang benar-benar unik.

Mendapat gelar The Queen of diction karena keahliannya menulis diksi-diksi indah dalam puisi. 

Beliau seorang Guru, Bloger, motivator dan juga novelis. Salah satu karyanya yang booming dan dibeli oleh orang nomor satu kabupaten Lebak adalah buku Januari Dalam Kenangan, sebuah buku yang menghimpun kisah korban bencana alam di Kabupaten Lebak yang terjadi pada tanggal  1 Januari 2020 silam.

Kisah dalam buku ini begitu mengharu biru, mencabik hati siapa pun yang membacanya. 

Buku yang dikemas dengan bahasa penuh diksi namun mudah difahami.

Tiga buku terbarunya *Dua Irama dalam Larik Puisi,  Merapal Jejak Bu Kanjeng dan Prosais Be Three juga telah mengembara sampe ke ujung Sumatera.

Sebelum sy panggil narasumber keren malam ini moderator persembahkan sebuah puisi untuk bapak ibu hebat.

Hujan dan Rindu 

Sepagi ini rinai menyapa
Mengulang kenangan di sebalik labirin aksara
aku sandarkan rindu yang kian mendera
Sambil menyaksikan sekelumit ingatan yang berseteru
Lalu berharap temu di ruang rindu

Menikmati hujan .... 
Menahan tangis yang tertahan 
Sambil mengadu selayak teman
Setangkup harap menyeruak dalam wujud yang tak merupa

Aku hanya berharap setelah hujan berhenti
Tersapu jejak kaki yang kemarin menanti 
Lalu rindu ini terbawa pergi.

Emut Lebak


Moderator mempersilakan narasumber untuk hadir dalam pemaparan materi malam ini. 

Malam ini, izinkan narasumber menatap celah layar kaca, agar kita bisa bersiul sambut lewat satu linimasa. Hingga gerak jemari menukik lembut saling berpaut, meluncur lewat tari sang Emoji sarangheo. 

Tuan dan Nyonya di Seberang ingatan, 

"Dengan sinar senja yang meluncur lembut di balik perbukitan, pertemuan malam ini terbentang di depan mata kita lewat beranda virtual  seperti lukisan kuno yang menghidupkan nuansa sejarah dengan sapuan warna yang halus dan penuh makna".

Sebelum kita mulai, izinkan narasumber menyapa sang Rembulan

Wahai Andika Rembulan yang tersenyum nan kemilau, malam ini aku mengeja do'a penuh pesona, di lembah pasrah penuh penghambaan, berharap malam ini penuh berkah seraya merapal Basmallah.



Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar pembaca dapat memahami teks dalam  tulisan. 

Diksi lahir untuk memberikan ruh agar sebuah kata memiliki kepantasan yang lebih bermakna. Dengan Diksi, kita akan lebih merasakan warna dan rasa untuk setiap kalimat. 

Dahulu, sejarahwan Yunani bernama Aristoteles memperkenalkan Diksi untuk menulis puisi. Kini, Diksi berkembang pesat tidak hanya pada puisi tapi juga digunakan untuk memperindah bahasa sebagai padanan kata agar lebih terasa maknanya.

Dalam konteks sastra atau tulisan kreatif, keindahan diksi sangat penting karena dapat mempengaruhi bagaimana pembaca merespons dan menghayati karya tersebut. 
Kata-kata yang dipilih dengan cermat tidak hanya memperkaya pengalaman membaca tetapi juga dapat mengekspresikan nuansa, emosi, atau gambaran dengan lebih mendalam.

Jadi, untuk mencapai keindahan diksi, penulis perlu memperhatikan konteks penggunaan kata-kata, pemilihan kosakata yang sesuai dengan nada atau suasana yang diinginkan, serta kemampuan untuk menggambarkan atau menggambarkan dengan cara yang unik dan menarik.

Diksi adalah tentang rasa yang hadir dari logika

Ketika jiwa kita dihadirkan dalam sebuah tulisan, maka akan dengan mudah merangkai kata yang indah penuh Diksi.


William Shakespeare dikenal dengan penggunaan diksi yang kaya dan puitis dalam karya-karyanya. Diksi merujuk pada pilihan kata-kata yang digunakan dalam tulisannya, dan Shakespeare terampil dalam memilih kata-kata yang tepat untuk menciptakan nuansa, gambaran, dan emosi yang mendalam dalam karya-karyanya seperti drama dan puisi.

Salah satu karya William Shakespeare yang terkenal adalah Romeo and Juliet: Karya ini memperlihatkan diksi yang romantis dan ekspresif, dengan dialog-dialog yang puitis antara kedua tokoh utama.

Pertanyaanya, Bagaimana cara kita merangkai sebuah diksi menjadi suatu frase yang indah? Apa terasa sulit?

Disini, Maydearly akan memberikan tips mudah bagaimana menciptakan khazanah Diksi yang menawan.

Ada 5 Jurus jitu yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan/menggali bakat kita dalam berdiksi

Pertama Sense of touch atau indera sentuhan dapat berperan penting dalam mengembangkan diksi, terutama dalam menggambarkan atau menjelaskan pengalaman fisik atau emosional. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of touch dapat membantu dalam pengembangan diksi:
1. Deskripsi Fisik: Menggunakan kata-kata yang merujuk pada sensasi fisik yang dirasakan oleh                karakter atau objek dalam cerita. Misalnya, "rasa kasar batu yang menggores telapak tangan" atau          "kelembutan bulu halus yang menyentuh pipi".
2. Ekspresi Emosi: Mendeskripsikan bagaimana indera sentuhan mempengaruhi suasana hati atau              emosi seseorang. Contohnya, "rasa dingin membelai kulitnya membuatnya merasa kesepian" atau          "kehangatan pelukan memenuhi hatinya dengan kedamaian"
3. Nuansa dan Atmosfer: Menggun…
    Sekumpulan Bintang menjadi saksi bisu yang mempertemukan aku dan kamu di malam ini. Sebuah        pertemuan yang akan selalu merayap dalam labirin ingatan

Semoga pertemuan malam ini, menjadi celengan rindu antara Maydearly dan para penulis Nusantara
Sebuah rindu yang mengalun di antara pori-pori dan busana, mengalun dalam dingin portal gelora, bersekutu dengan jiwa dan sukma hingga setiap tatap bertanya siapa Maydearly?

Kedua Sense of smell atau indera penciuman adalah elemen penting dalam berdiksi karena dapat menambah kedalaman dan kehidupan dalam deskripsi pengalaman atau suasana. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of smell dapat digunakan dalam berdiksi:

1. Deskripsi Lingkungan: Menggunakan aroma untuk menggambarkan lokasi atau lingkungan dengan        lebih jelas. Contohnya, "aroma bunga melati yang menyegarkan memenuhi udara di taman itu" atau      "bau tanah basah setelah hujan turun sepanjang malam."
2. Karakterisasi: Menambahkan aroma untuk menggambarkan karakter atau suasana hati. Misalnya,          "parfum mewah yang menguar dari lehernya menunjukkan keanggunan dan kepercayaan dirinya"           atau "bau rokok dan alkohol yang menusuk hidung menggambarkan gaya hidupnya yang kasar."
3. Memori dan Emosi: Menggunakan aroma untuk memicu memori atau mengekspresikan emosi                karakter. Contohnya, "aroma kue mangga yang manis membawa kenangan masa kecilnya yang              bahagia" atau "bau bensin yang tajam memicu kecemasan dalam dirinya."
4. Metafora dan Simbolisme: Menggunakan aroma secara metaforis untuk menggambarkan suasana          atau konsep. Misalnya, "bau kemarahan yang menyengat terasa di udara" atau "aroma kebohongan        yang terasa menyengat di ruang rapat itu."

Hati Maydearly dan Para penulis Nusantara adalah prosa dalam tanda koma, tak perlu diakhiri dalam bait dan titik, karena jua dan jumpa akan menjadi cita-cita paling gulana.

Ketiga Sense of taste atau indera perasa, juga dapat digunakan dengan efektif dalam berdiksi untuk memperkaya pengalaman pembaca dengan sensasi-sensasi yang berkaitan dengan rasa. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of taste dapat dimanfaatkan dalam berdiksi:
1. Deskripsi Makanan dan Minuman: Menggunakan rasa untuk menggambarkan makanan atau                  minuman dengan lebih jelas. Contohnya, "rasa manis dari cokelat leleh mengalir di lidahnya" atau          "rasa pedas dari sambal yang membara memenuhi seluruh mulutnya."
2. Ekspresi Emosi atau Perasaan: Menggunakan rasa untuk mengekspresikan emosi atau perasaan              karakter. Misalnya, "rasa getir kecewa yang seperti pahit di ujung lidahnya" atau "rasa gembira yang      segar seperti buah-buahan tropis yang manis."

Maydearly menghitung rupa sejarah, dalam dilatasi waktu yang dibersamai embun, duduk  di antara sepotong hati, termenung di antara bayangan dan ingatan, 'Whispered the story of us' iya, berbisik tentang pertemuan kita di malam ini, di kelas ini.

Keempat "Sensasi jurnalisme" merujuk pada cara penggunaan diksi yang khas dalam konteks jurnalisme untuk menyampaikan berita atau cerita dengan cara yang informatif, jelas, dan terkadang juga memikat.

Untukmu, Tuan dan Nyonya di seberang lamunan, semoga malam ini menjadi penyebab Candu, hingga kita aduk rasa cemas menjadi gelagat rindu sangat jelas. Rindu memikat kata nan menawan, rindu melangitkan aksara nan rupawan.

Kelima Sense of hearing atau indera pendengaran dapat diterapkan secara efektif dalam berdiksi untuk menciptakan pengalaman auditori yang kuat dalam tulisan. Berikut beberapa cara menggunakan sense of hearing dalam berdiksi:
1. Deskripsi Suara: Menggunakan kata-kata untuk menggambarkan berbagai jenis suara dengan detail.      Misalnya, "derap langkah kaki yang cepat di lorong yang sepi" atau "gemerisik daun kering yang            disapu angin."
2. Atmosfer dan Nuansa: Suara dapat digunakan untuk membangun atmosfer atau nuansa tertentu             dalam sebuah setting. Contohnya, "gemuruh petir yang menggetarkan jendela" untuk menciptakan          ketegangan atau "suara riuh kerumunan yang memenuhi pasar pagi."
3. Ekspresi Emosi: Suara juga dapat mengekspresikan emosi atau perasaan. Misalnya, "senandung              riang anak-anak yang bermain di halaman sekolah" atau "ratapan sedih yang terdengar di ruang              tengah rumah duka."
4. Simbolisme dan Metafora: Suara dapat digunakan secara metaforis untuk menyampaikan makna            yang lebih dalam. Contohnya, "suara jangkrik malam yang menyiratkan kesepian di hatinya" atau          "nyanyian angin yang membawa berita baik."

Tuan dan Nyonya, tentang kita bukan hanya semu yang tak pernah bertemu. Pada waktu yang tak pernah merasa jemu, biarkan Maydeary dan para penulis Nusantara saling mengais rindu di antara bilahan bayu, karena takdir kita bukan hanya semata ragu. Atas takdir kita bertemu dalam beranda virtual ini.

Berikut beberapa contoh diksi yang dicurahkan oleh para peserta: 

Dear Ibu Maydearly..
Ketika untaian mutiara kata mu seberat gunung fuji, maksud hatimu seakan kèrlingan mantan yang sulit dipahami, seberat inikah diksi bagi kami, satu untaian kata , tak cukup kamus dikepala mengisi rongga makna. (Dina Wardani)

Seraut wajah yang kupandang di seberang sungai itu sangat indah seperti indahnya mentari yang menyinari bumi dengan lembut. Tetapi matanya seperti berkisah tentang kelamnya kehidupan yang dialaminya. 
Ah..ingin kupeluk tubuhnya untuk memberikan ketenangan dan kekuatan seperti malam yang menyelimuti siang dengan penuh kedamaian. (Achienk)

Sepagi ini rindu menyapa ia berbisik serupa lirih diantara pelukan embun yang mulai membasah. 
Gelombang resah menari pasrah diantara tembang elegi dan nestapa. 
Dua puluh sembilan tahun sudah Ibu tak lagi membersamai. Tertatih sendiri menancapkan langkah di tengah riuh kehidupan. Aku di paksa dewasa sebelum waktunya. (Bunda Emut)

Duhai engkau yang jauh di mata 
Malam ini kularut dalam renungan nyata
Menjelma dari mimpi bersua kembali
Rindu menggelora bersama sepinya malam
Menggores rasa menggoda kata
Ada kenangan yang terbayang
Meniup dingin
Melayang ke langit 
Suatu kisah cinta yang menarik untuk diurai
Dalam indahnya kata yang mempesona 
(Umi Kulsum)

Tuan nyonya dan tetangga
Kita adalah penghuni bumi
yang merindu mendamba surga tapi candu duniawi
Menggengam, menguatkan namun akhirnya kelak kembali
Menyapa perih dalam angan penyesalan ketika raga terbujur kaku dalam pembaringan
Mengoyak hati namun luka melanda tak bertepi melewati kenangan ingin kembali namun waktu tak terulang kembali
#Pengingat diri salam dari hati untuk sang ratu diksi yang menabur benih kata indah terbuai dalam rangkulan kata yg bermakna menjadikan ku terlena dan menggila
(Atin_Serang)

Seumpama ku bisa lari secepat cheetah, bersembunyi seperti kura-kura dalam cangkangnya, hibernasi seperti beruang maka akan aku lakukan sebisa nya.
Karena aku rasa hanya aku yang tak berdaya menghadapi para pujangga di grup ini yang luar biasa. (Insani)


Berikutnya adalah sesi tanya jawab:

P1
Nama : Fannie 
Asala : Tangerang
T : 1) Bagaimanakah menghidupkan sebuah puisi agar menjadi kumpulan aksara yang indah dan                      menawan??
     2) Terkadang ditengah-tengah saya menulis tiba-tiba ide menghilang sementara puisi yang saya tulis            belum selesai, bagaimanakah menyikapi hal ini Teh Narsum?
J : A. Pemilihan Kata yang Tepat: Gunakan kata-kata yang kaya akan makna dan dapat                                     menggambarkan secara mendalam perasaan atau gambaran yang ingin kita sampaikan. Disini kita           perlu apik memilih Diksi.

  B. Imajinasi dan Gambaran: Bangunlah gambaran yang kuat melalui imajinasi. Puisi yang kuat                   biasanya mampu membangkitkan visualisasi atau pengalaman yang mendalam bagi pembacanya.

 C. Penggunaan Metafora dan Simbol: Metafora dan simbol dapat menambah kedalaman puisi Anda.            Gunakanlah dengan bijak untuk menyampaikan makna yang lebih dalam.

D.  Emosi dan Kejujuran: Tulislah dengan emosi yang jujur dan autentik. Puisi yang kuat sering kali            berasal dari pengalaman pribadi yang mendalam.

1. Istirahat dan Jeda: Beri diri kita waktu untuk beristirahat dari menulis. Kadang-kadang, ide-ide akan      muncul ketika pikiran kita lebih tenang.
2. Catat Ide-ide Pendek: Jika kita mendapatkan kilasan ide, segera catat dalam bentuk poin atau                  kalimat pendek untuk dijelajahi lebih lanjut nanti.

P2
Nama : Antoro 
Asal   : Jakarta Timur
Iizin bertanya untuk Maydearly Sang Diksi yang merajut sukma
T : Apakah suasana hati bisa mempengaruhi diksi yang muncul, bagaimana tips agar diksi yg kita pilih       mengalir indah bagai air terus mengalir tanpa jeda? Sering saya memilih diksi namun msh raba-raba       tidak seperti Maydearly diksinya terus mengalir indah.
J : Ya, suasana hati sangat mampu mempengaruhi kualitas dan isi dari puisi yang ditulis                               seseorang.Suasana hati juga dapat mempengaruhi gaya penulisan. Misalnya, suasana hati yang               gelisah atau tertekan mungkin menghasilkan puisi dengan gaya yang lebih eksperimental atau                 ekspresionis.

P3
Nama : Harsen 
Asal   : Brebes
T : 1. Bagaimana pemakaian diksi yang baik dalam satu kalimat
      2. Apakah ada batasan atau jumlah minimal maksimal dalam satu karya?

Mohon koreksi, Bu. Berikut saya tulis:

Swastamita mencumbu rayu 
Gelaknya berkabar rindu
Pendar cahaya meramu temu
Renjana menderu menghujam kalbu

Malam kartika bersua
Menari mendendang lagu cinta
Berkabar elok merupa  
Melukis senja fatamorgana

J : Memakai diksi yang baik dalam satu kalimat melibatkan pemilihan kata-kata yang tepat untuk                 menyampaikan maksud atau nuansa dengan jelas dan efektif. 
    1. Spesifik dan Tepat: Pilih kata-kata yang spesifik dan tepat untuk menggambarkan apa yang ingin            Anda sampaikan. Hindari penggunaan kata-kata umum atau ambigu yang dapat membingungkan            pembaca.
  2.  Hindari Kata-Kata Klise: Hindari penggunaan kata-kata klise atau terlalu umum yang dapat                     membuat kalimat terdengar biasa dan kurang mengesankan.
  3.  Perhatikan Nuansa: Pertimbangkan nuansa atau konotasi dari kata-kata yang Anda pilih. Misalnya,         kata-kata dengan konotasi positif, negatif, atau netral dapat mempengaruhi bagaimana kalimat               dipahami.
       Puisi yang ditulis sudah kaya akan diksi yang menarik, elegan dan tak familiar.
       Tidak ada batasan untuk diksi.

P4 
Nama : Dina
Asal : Bengkulu
T : 1. Saya penasaran apakah nama ibu Maydearly ini asli? namanya puitis sekali 
     2. Saya suka bingung mencerna sebuah diksi, sebabnya paling utama adalah minim kosakata indah             di kepala. adakah tips untuk membaca makna diksi lebih tepat bu? soalnya kadang diksi                           maksudnya kesana , saya mikirnya kesitu.
J : 1. Nama Maydearly sudah ada sebelum saya jadi penulis. Nama Maydearly ini adalah pemberian               suami sejak tahun 2011. Maydearly yang berarti (May adalah kekasihku)

     M enghampirimu dalam bayangan malam,
     A wan tersenyum, membalut langit biru,
     Y akin cintamu selalu hadir,
     D alam doa dan mimpi yang menggoda,
     E ntah kapan kita bisa bersama,
     A lunan hati menyatu, tak terpisahkan,
     R indu ini memenuhi ruang kosong,
     L ama kutunggu, hari itu tiba juga,
     Y akinlah, kau selalu di hati.


P5
Nama : Asep 
Asal   : Banyuasin
P5
Asep Banyuasin
Pemateri yang satu ini adalah ahli Diksi
Sehingga memulai acara pun menyapa peserta dengan susunan diksi yang cantik, laksanan mawar merekah dibalik daun yang lentik.
Dengan susunan diksi yang baik, membuat hati pembaca menjadi terpukau, pembaca melongo laksana burung Bangau ditinggal ikan yang sudah di mulut nyemplung ke danau.
Menurutnya, Diksi adalah tentang rasa yang hadir dari logika
Katanya, kata yang indah penuh Diksi akan mudah dihadirkan tatkala jiwa hadir dalam tulisan.
Bagaimana tips-nya agar jiwa hadir dalam tulisan?
J : 1. Tulis dengan Kehadiran Emosional: Sisipkan perasaan Anda sendiri ke dalam tulisan. Pikirkan               tentang apa yang membuat kita tertarik atau terhubung emosional dengan topik atau tema yang               kita tulis

   2. Jadilah Jujur dan Autentik: Tulislah dengan kejujuran tentang apa yang kita rasakan atau alami.               Pembaca bisa merasakan kejujuran dalam kata-kata kita.
  3. Gunakan Detail yang Kaya: Deskripsikan adegan, karakter, atau pengalaman dengan detail yang             kaya dan spesifik. Ini membantu membawa pembaca ke dalam pengalaman yang kita ciptakan.
  4. Jelajahi Konflik dan Emosi: Jangan takut untuk menjelajahi konflik emosional atau dilema dalam           tulisan kita. Ini memberi dimensi dan kedalaman pada tulisan kita.

Sesi tanya jawab telah berakhir, narasumber memberikan diksi sebagai penutup materi malam ini





Demikian materi kita malam ini yang sangat bluar biasa
Genggam semua ilmu yang telah didapat selama ini
Untuk menjadi bekal berkarya demi keabadian diri
Jangan lupa karya solo selalu dinanti

Mohon maaf jika selama membersamai sahabat  moderator mempunyai kekurangan dan kesalahan. 
Uluran maaf setulus hati, bagi kesalahan yang mungkin tak sengaja melukai. 

Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya. 


Selamat malam, sampai berjumpa lagi. 
Izinkan saya undur diri. 

Wassalamualaikum wr wb. 

See you next time, sobat



Jakarta, 26 Juni 2024
ANTORO, S.Pd._Peserta KBMN PGRI Gel. 31












Senin, 24 Juni 2024

Menulis Buku dari Karya Ilmiah-KBMN PGRI Gel.31 Pertemuan Ke-18

 


Resume Pertemuan Ke-18 KBMN PGRI Gel.31

Topik Materi : MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

Narasumber : EKO DARYONO, S.Kom.

Moderator    : MULIADI, M.Pd.


Tepat pukul 19.00, Pak Muliadi, M.Pd., sang moderator membuka kelas pertemuan ke-18 dengan salam dan panjatkan puji syukur pada Yang Maha Besar, Allah SWT, atas karunianya dalam even yang luar biasa, kelas menulis malam hari ini. Malam ini senang sekali bisa menemani bapak ibu melanjutkan mimpi menjadi penulis hebat melalui KBMN PGRI.

Bapak, Ibu tentu semakin matang dengan pengalaman dan pengetahuan tentang kepenulisan, sekaligus tentu semakin kuat menghadapi berbagai tantangan menulis. Malam ini, moderator bertanya pada bapak ibu : Pernahkah bapak ibu Bermimpi Menjadi Penulis Terkenal? Bayangkan karya bapak ibu dibaca oleh banyak orang, menginspirasi mereka, dan bahkan mengubah dunia! Kedengarannya luar biasa, bukan?  Nah, hari ini bapak ibu berkesempatan untuk mewujudkannya.

Rentang Acara Pertemuan Ke-18 malam ini:

1. Pembukaan

2. Sajian materi oleh narasumber 

3. Tanya jawab 

4. Penutup


Moderator memperkenalkan narasumber malam hari ini yaitu Bapak Eko Daryono, S.Kom. seorang penulis yang berhasil mengubah karya ilmiah menjadi buku, para peserta KBMN Gel.31 malam ini akan diajak menyelami dunia tulis menulis yang penuh keajaiban. Di sini, kita tidak hanya belajar mengubah tumpukan kertas hasil penelitian menjadi buku yang memukau, tetapi juga menjelajahi rahasia menjadi penulis yang sukses.

Inilah Profil Narasumber Pertemuan Ke-18 malam ini: https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html#more

Baiklah Bapak/Ibu peserta KMBN Angkatan 31. Izinkan Narasumber menyampaikan materi Menulis Buku dari Karya Ilmiah.

Materi yang sifatnya lebih teoristis dan bisa jadi membingungkan mengingat tidak ada standarisasi konversi karya ilmiah menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis maupun pengalaman saya menjadi editor dari tahun ke tahun akhirnya mengerucut pada standar isi buku. Oleh karena itu, bagi peserta KBMN sejak angkatan 28 yang masih bergabung di KBMN saat ini mungkin bertanya kenapa materi yang dulu disampaikan tidak sama. Hal ini terjadi karena dari kegiatan editing yang telah direviuw perpusnas selaku yang menerbitkan ISBN saya banyak mendapatkan materi. Sebelum berbicara konversi karya ilmiah menjadi buku, terlebih dahulu, mari kita simak pengertian karya ilmiah atau lebih tepatnya karya tulis ilmiah itu apa dan apa saja macamnya yang dapat dikonversi menjadi buku. “Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku

Sumber : Bambang Trimansyah (2019:6)

Semua jenis KTI dalam bagan di atas dapat dikonversi menjadi buku

Hal pokok yang perlu dipahami apa tujuan mengkonversi KTI menjadi buku?

Kenapa harus memahami hal itu? Karena kegiatan konversi berdampak signifikan pada KTI aslinya

Maksudnya bisa jadi dari kegiatan konversi justru menghasilkan buku baru yang fresh atau bisa jadi buku aslinya, namun sudah berubah menjadi buku terbitan percetakan

Hal tersebut ada kaitannya dengan status buku yakni ber-ISBN atau tidak

Jika bapak/ibu ingin buku hasil cetak mirip dengan buku aslinya, maka sulit untuk mendapatkan ISBN mengingat ketentuan dari perpusnas bahwa buku yang ber-ISBN lebih mengarah pada buku pengetahuan populer

Solusinya jika menghendaki KTI asli menjadi buku maka bisa memakai QRCBN

Karena QRCBN bisa untuk self publishing, maka tidak akan saya bahas

Fokus pada buku konversi yang bisa di ISBN kan


Ada lima formula untuk membuat buku dari karya ilmiah

Pertama, Formula Judul

Kedua, Formula Isi

Ketiga, Formula Struktur Penulisan

Keempat, Formula Bahasa

Kelima, Formula Kaidah Buku ISBN


Pertama, Formula Judul

Judul buku hasil konversi suka tidak suka harus dirubah terlebih jika judulnya menunjuk terminologi waktu dan tempat.

Contoh yang saya edit dan sudah keluar ISBN-nya dari judul asli dan judul bukunya seperti ini :

Judul asli : Model Pengembangan Strategi Sweet Love Dalam Membangun Kompetensi Pedagogi Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Y.

Judul buku yang sudah keluar ISBN : STRATEGI SWEET LOVE MEMBANGUN KOMPETENSI GURU

Contoh untuk judul dari penelitian kuantitatif : PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI KOMPETENSI LITERASI DIGITAL DAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD)

(Analisis Sequential Explanatory Pada Guru Z)

Judul Buku : Guru dan Katalisator Kualitas Pembelajaran. Kedua buku sudah keluar ISBN-nya beberapa hari yang lalu.


Kedua, adalah formula isi

Jika judul berubah, bagaimana dengan isinya?

Isi buku praktis berubah menjadi non penelitian, maksudnya tidak lagi mendeskripsikan sebuah penelitian. Bagian asli yang masih bisa dipakai dari karya ilmiah adalah bagian latar belakang di bab I dan bagian-bagian teoritisnya. Untuk bab 3,4,5 yang berisi metode, hasil dan kesimpulan sudah tidak nampak lagi terkhusus untuk penelitian kuantitatif. 

Adapun untuk karya ilmiah kualitatif, hasil penelitian masih bisa terpakai dengan catatan tidak lagi mengarah pada hasil penelitian, namun bahasanya sudah disesuaikan dengan bahasa pengetahuan umum.


Ketiga, Formula Struktur Penulisan

Perlu diperhatikan bahwa buku hasil konversi tidak lagi mengenal bab, sub bab, list paragraph. Jadi struktur penulisan tidak lagi terbingkai secara formal dan cenderung terputus-putus, namun dibuat narasi yang mengalir.

Contohnya seperti ini

Tidak tampak lagi bab, misalnya seperti ini


Untuk list paragraph sebisa mungkin juga dibuat dalam bentuk narasi.

Ini hasil konversinya


Keempat, Formula Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam buku konversi diupayakan tidak formal selayaknya penelitian, misal seperti gaya kutipan.

Teks aslinya : Menurut pendapat Saihu dst


Kelima, Formula Kaidah Buku ISBN

Untuk pengajuan buku berisbn, naskah dilengkapi dengan keaslian karya, sudah siap cetak, minimal halaman isi 50 hal, format buku nacaan umum. 

Di awal memang sudah disinggung bahwa untuk mengkonversi karya ilmiah memang butuh sense of writer Namun jangan khawatir, banyak ahli di KMBN yang mungkin bisa memberikan gambaran isi buku.

Saat narasumber sedang editing buku yang aslinya berjudul : PEMENUHAN KASIH SAYANG ORANG TUA DAN DAMPAKNYA PADA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD X

Buku itu aslinya penelitian kuantitatif.  Agar judulnya lebih menjual dan menarik dan memang buku aslinya menarik, diarankan judul : The Power of Parental Love (Dukungan Kasih Sayang dalam Membentuk Keberhasilan Akademis Anak).


Selanjutnya sesi Tanya Jawab:

P1

Nama : Achienk

Asal : Jakarta

T : Yang dimaksud komunikasi pendek apa ya? Mohon penjelasannya. Apakah segmen pembaca dapat        mempengaruhi gaya penulisan buku konversi?

J : Komunikasi pendek merupakan model karya ilmiah yang hanya memuat point-point utama dari               hasil penelitiannya. Jadi hanya point inti saja yang disajikan dan itupun dalam bentuk sangat                   ringkas. ada contoh yang mungkin bisa menjadi gambaran di file berikut dalam file pdf.

    Bisa. Pembaca yang akan disasar memang dapat menjadi preferensi bagaimana seorang penulis              membuat gaya penulisan. Contoh konversi buku hasil disertasi yang umumnya disasar adalah                  lingkungan kampus tentu disesuakan dengan gaya para akademisi

P2
Nama : Asep
Asal: Banyuasin Sumatera Selatan 
T : Saya pernah mau membuat buku dari Skripsi, ketika saya cek plagiat, eh plagiatnya tinggi. Yang              aneh skripsi saya dibuat tahun 1991, tapi yang dijadikan plagiatnya artikel/makalah/Skripsi tahun            2020. Jadi saya malas. Nggak jadi buat buku. Bagaimana mengatasi yang seperti itu ?

J : Jika memang karya tersebut asli karya Bapak maka Bapak bisa mengajukan keberatan kepada                 penulis yang memplagiat atau melaporkan kepada institusinya. Jika keberatan diterima maka Bapak       akan menjadi pemilik sah dan file plagiasinya akan ditarik. Sudah banyak contoh Pak termasuk               yang baru saja viral. Mungkin yang cukup heboh ada yang melibatkan salah satu pengajar di salah         satu kampus terkenal di Jogja. Ya memang butuh effort Pak dan begitulah dunia maya yang jika kita       tidak memiliki karakter akan melegalkan segala hal.

P3

Nama : Antoro

 Asal : Jakarta Timur

T : Dalam menyusun formula  pertama hingga kelima. Apakah bisa kita susun sendiri ataukah kita                serahkan pada ahlinya?

J : Sebenarnya untuk mengkonversi, bisa dilakukan secara mandiri Pak. Kembali kepada sense of               writer. Sebenarnya kitalah yang lebih tahu akan kita kemanakan buku kita. Namun yang belum               terbiasa mungkin dapat meminta saran atau masukan dari ahlinya. Jadi tidak harus diserahkan                 kepada ahlinya jika memang kita sendiri mampu.

Sesi tanya jawab telah berakhir, maka narasumber pun mengakhiri pemaparan materi dengan sajian sebagai penutup : Jangan biarkan karya ilmiah kita hanya menjadi dokumen berdebu di rak almari pajang. Pertemukan dan jodohkan karya ilmiah kita dengan berjuta-juta pembaca yang telah menantikannya. Konversilah menjadi buku dan yakinlah bahwa buku karya kita akan menemui takdir terbaiknya.

Moderatorpun menutup kelas pertemuan malam ini dengan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada Tim KMBN terkhusus Bapak Dr. Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd yang menjadi mentor sekaligus inspirator bagi kita semua. Banyak yang kurang dari moderator karena kefakiran ilmu yang  dimiliki, tentunya mohon dimaafkan. Sekali lagi terima kasih kepada narasumber hebat kita malam ini. Kita doakan beliau agar kembali pulih dan sehat selalu. Terima kasih sedalam-dalamnya kepada para peserta yang telah hadir dan mengikuti acara belajar menulis hari ini. Semoga ilmu dan pengetahuan yang telah dibagikan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Demikian akhir pertemuan ke-18 KBMN PGRI Gel.31 malam ini, perasaan puas bahagia serta semangat yang saya rasakan, juga para peserta semuanya merasakan manfaat ilmu yang disampaikan oleh narasumber malam ini.


Jakarta, 24 Juni 2024

ANTORO, S.Pd._Peserta KBMN PGRIN Gel.31

Rabu, 19 Juni 2024

Wujudkan Merdeka Belajar: Pemanfaatan Buku Digital dalam Pembelajaran-KBMN PGRI Gel.31 Pertyemuan Ke-17


Resume Pertemuan Ke-17, Rabu, 19 Juni 2024

Topik Materi : Wujudkan Merdeka Belajar: Pemanfaatan Buku Digital dalam Pembelajaran

Narasumber  : NUR DWI YANTI, M.Pd.

Moderator    :  RALIYANTI, S.Sos., S.Kom., M.Pd.


Pertemuan Ke-17 malam ini sungguh luar biasa, karena kelas pertemuan melalui ruang zoom. Tentunya para peserta KBMN semuanya bersemangat antusias untuk mengikuti kelas malam ini.

Moderator membuka pertemuan dengan salam dan sapa serta memperkenalkan narasumber kepada seluruh peserta, puji syukur dipanjatkan pada Yang Maha Kuasa, semoga pertyemuan kelas malam hari ini berjalan dengan lancar.

Rentang acara malam ini:

1. Pembukaan

2. Pemaparan Materi

3. Sesi Tanya Jawab

4. Penutup

Narasumber memulai pemaparan materi dengan pengantar kata "digital", tanpa kita sadari, saat ini kita sedang menikmati dan berada dalam digital, karena kita sedang menggunakan perangkat digital melalui zoom meet.

Merdeka Belajar sebagai Konsep Pembelajaran Baru pada Era Kurikulum Merdeka ini lebih menekankan media digital untuk menunjang pembelajaran agar berjalan lebih efektif, seperti penggunaan buku digital, dll.


Buku Digital: Peluang Baru untuk Pembelajaran yang Lebih Efektif, karena :

-Lebih praktis dan mudah dibawa

-Lebih Interaktif

-Lebih Murah

-Lebih Ramah Lingkungan

-Lebih diperbaharui, dan Mudah diakses


Jenis-jenis Buku Digital:

@e-book: Buku digital yang diformat dalam bentuk file elektronik, seperti PDF, EPUB, atau MOBI.

@Audiobook: Buku digital yang disajikan dalam format audio, sehingga siswa dapat mendengarkan ya tanpa harus membaca.

@E-Book Interaktif: Buku digital yang dilengkapi dengan fitur interaktif seperti video, animasi, dan game edukasi.

@Educational Apps: Aplikasi edukasi yang berisi materi pembelajaran dalam format digital.

Membangun Mimpi: Membuat Buku Digital untuk Menunjang Pembelajaran:

#Pilih topik dan sasaran, pilihlah topik yang sesuai dengan kurikulum, pastikan topik yang dipilih sesuai dengan kurikulum dan materi pembelajaran yang diajarkan di kelas. Tentukan target siswa dan termasuk usia, tingkat perkembangan, dan minat siswa saat membuat konten buku digital.

Ini salah satu buku digital hasil rancangan Ibu Nur Dwi Yanti (NDY), Narasumber malam hari ini: https://s.id/Dig_Buku

https://www.canva.com/design/DAGIlStONJk/JiYvu8A6OM4MKv7f19U92Q/edit?utm_content=DAGIlStONJk&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton

Fitur canva juga dapat dibuat buku digital Flip Book Maker, ini sangat menarik bagi siswa kelas bawah.

https://heyzine.com/flip-book/975eed9dde.html

Fitur Google Docs

https://docs.google.com/document/d/12PdqnDaSFO6TsoT9j1JX5OrnUp0ijsKSyaNnByUo71I/edit?usp=sharing

Demikian pemaparan dari narasumber terkait Pemanfaatan Buku Digital yang Dapat Menunjang Proses Pembelajaran lebih efektif dan interaktif.

Ketika kita mencoba jangan pernah untuk berhenti, dalam mencoba kadang ada pasang surut, maka janganlah redup semangat kita untuk memulainya.

Materi malam ini sangat menarik dan bermanfaat dalam menunjang tugas pembelajaran. Saya dan juga semua peserta merasa puas dan ingin mempraktikkannya dalam pembelajaran.

Pukul 21.00 Kelas Pertemuan Ke-17 telah berakhir, moderator menutup pertemuan malam ini dengan harapan, motivasi dan salam.



Jakarta, 19 Juni 2024

ANTORO, S.Pd._Peserta KBMN PGRI Gel.31

Rabu, 12 Juni 2024

LANGKAH MENYUSUN BUKU SECARA SISTEMATIS-KBMN PGRI Gel.31-Pertemuan Ke-16

                     

                                  

Resume Pertemuan Ke-16 KBMN PGRI Gel.31
Rabu, 12 Juni 2024

Materi : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis
Narasumber : YULIUS ROMA PATANDEAN, M.Pd.
Moderator    : PURBANIASTA KUSUMANING SEDYO, S.Pd.

Pertemuan malam ini sangat istimewa, karena kelas dlaksanakan melalui zoom meet.
Tepat pukul 19.00 Ibu Purbaniasta Kusumaning Sedyo, S.Pd. selaku moderator membuka kelas pertemuan ke-16 malam ini dengan sapa dan salam serta perkenalan diri. Ibu Sita panggilan akrabnya, beliau juga alumni KBMN Gel.26
Rentang acara pertemuan ke-16 pada malam ini terdiri dari :
1. Pembukaan
2. Pemaparan Materi
3. Sesi Tanya Jawab
4. Tanya Jawab

Saatnya narasumber hadir di hadapan kita yaitu Bapak Yulius Roma Patandean, M.Pd. Beliau adalah juga alumni KBMN Gel.9 tahun 2020
Berikut CV Narasumber Pertemuan Ke-16 malam ini:

Pak Yulius mengawali dengan salam dan motivasi: Menulis adalah menuangkan ide, menulis dapat memperbanyak teman, menulis dapat membuka ladang penghasilan.

Bagaimana sebuah buku itu enak dibaca?
Kadang membaca seolah kita sedang melahap sajian yang membangkitkan selera. Kajian bahasanya, materinya runtut dan sistematis.
Apa trik menyusun buku seperti itu?
Triknya adalah dengan menggunakan Microsoft Word, yaitu aplikasi untuk kita gunakan dalam mengetik. Di dalam aplikasi ini ternyata masih banyak menu dan sub menu yang masih bisa kita eksplore, dan tentunya akan mempermudah kita dalam menulis buku, seperti pembuatan judul, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka.
 
Dengan Microsoft Word, kita juga bisa memformat atau mengkostumisasi daftar isi, kita bisa mengubah font, jumlah heading level yang digunakan, dan memilih apakah kita ingin menggunakan titik-titik di antara judul bab dan nomor halaman.

Tips Menulis :
1. Tips ketika kita ingin memunculkan ide adalah dengan mengambil satu kata pada kalimat selanjutnya
2. Supaya tulisan itu tidak cepat berakhir, maka kurangilah pengertian, dan lebih baik sertakan contoh-      contoh
3. Untuk menghasilkan teaori baru, langkah muda yang dapat dilakukan adalah membaca beberapa            referensi kemudian mengubahnya dalam bahasa baru.
4. Foto atau gambar juga dapat memunculkan ide
5. Membiasakan menulis secara sistematis akan membuat kita disiplin menulis.

Jangan menunda tulisan itu hingga tertunda. Selesaikan tulisanmu karena dengan menyelesaikan tulisan akan menjadi kebiasaan dalam menulis (Yulius Roma Tandean)


Sesi tanya jawab: 
P1. 
Nama : Asep
Asala : Musi Banyuasin
T : Bagaimana cara memasukan nomor halaman angka romawi dan angka arab?
J :  Bisa kita buat manual

P2
Nama : Markus
Asal : Jakarta
T : Bagaimana cara merapikan tulisan dan mengedit gambar pada buku yang akan kita susun?
J  :  Membiasakan dengan merapikan tulisan adalah salah satu bentuk mendisiplinkan tulisan kita                   sendiri.

Narasumber mengakhiri pertemuan dengan kata motivasi kepada seluruh peserta KBMN Pertemuan malam ini : Jangan pernah mundur saat tulisan kita dijauhi orang, teruslah menulis, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.

Demikian kelas pertemuan ke-16 KBMN Gel.31 ini, semua peserta merasa antusias mendapatkan ilmu baru, begitu juga saya pribadi baru tahu tentang ilmu yang disampaikan oleh narasumber Bapak Yulius. Moderator menutup pertemuan dengan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta, sampai jumpa.

Dokumentasi Pertemuan Ke-16




Jakarta, 12 Juni 2024
ANTORO, S.Pd._Peserta KBMN PGRI Gel.31

Senin, 10 Juni 2024

KONSEP BUKU NONFIKSI, Resume Pertemuan Ke-15 KBMN PGRI Gel.31

 


Resume Pertemuan Ke-15 KBMN Gel.31

Senin, 10 Juni 2024

Materi  : KONSEP BUKU NONFIKSI

Narasumber : MUSIIN, M.Pd.

Moderator    : LELY SURYANI, S.Pd. SD.


Tak terasa malam ini sudah memasuki pertemuan yang ke-15 kelas belajar menulis, hati dan semangatku semakin membara untuk menyimak paparan materi malam ini.

Tepat pukul 19.00 sang moderator membuka pertemuan dengan salam, sapa dan perkenalan serta motivasi kepada seluruh peserta KBMN Gel.31 malam hari ini, moderator mengajak untuk berdoa bersama agar acara pertemuan malam ini berjalan dengan lancar dan bermanfaat untuk kita semua.

Seperti biasa sesi pertemuan malam ini terdiri dari:

1. Pembukaaan

2. Pemaparan Materi

3. Sesi Tanja Jawab

4. Penutup


Sebelum pemaparan materi, moderator memperkenalkan profil narasumber pada malam ini yaitu Ibu Musiin  atau biasa dipanggil Bu Iin oleh orang-orang di sekitarnya memiliki hobi membaca buku, menulis, travelling  dan memasak. Ia lahir di kota Tahu Takwa Kediri dan merupakan seorang guru Bahasa Inggris yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah  di SMPN 3 Grogol Kediri.

Tibalah narasumber hadir di hadapan kita untuk memaparkan materi malam hari ini dengan mengawali salam, sapa dan kesan: "Selamat datang di kelas menulis gelombang 31. Senang sekali bertemu dengan Bapak Ibu hebat. Teriring doa semoga kegiatan menulis ini menjadi berkah dunia akhirat. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Om Jay dan Mbak Lely yang telah memberi kesempatan kepada  saya untuk berbagi sedikit ilmu dan berdiskusi dengan Bapak Ibu. Saya adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang di awal  mengikuti kelas juga belum memiliki karya. Namun, dengan semangat yang pantang menyerah, saya berhasil mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Kami bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof  Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi".


Buku-buku tersebut salah satu bagian terindah dalam episode hidup Narasumber. Buku tersebut ditulis di awal terjadinya Covid 19.  Apa yang mendorong beliau menulis buku nonfiksi?

Bunda Iin melemparkan pertanyaan pemantik kepada para peserta: "Adakah buku di sampingmu?" 

Setiap orang sebenarnya mempunyai buku di dalam dirinya, namun tidak banyak yang ingin mendokumentasikan. Lebih baik 1 ide namun nyata daripada 1000 ide hanya di angan-angan.

Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Sudahkan “a book inside you” sudah disampaikan dalam bentuk tulisan? Narasumber melanjutkan dengan pesan motivasi: "Mari Bapak Ibu hebat menggoreskan tinta emas untuk anak cucu kita dan generasi yang akan datang".

Pengertian Buku Nonfiksi

Pengertian buku nonfiksi menurut KBBI adalah  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian buku non fiksi adalah yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya).

Hal tersebut yang membuat buku nonfiksi sering dijadikan sumber informasi oleh para pembaca. Adapun bahasa yang digunakan biasanya bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat langsung memahami maksud dari isi buku.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni: 

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan


Langkah Pertama

 Pratulis

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. 

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan


Ide tulisan bisa diambil dari 3 sumber: video inspirasi, bukti karya dan ide praktik.

Dari pengalaman orang lain, Bapak Ibu bisa mendapatkan inspirasi untuk dilakukan di kelas. Tulisan yang berdasarkan pengalaman pribadi akan lebih mudah untuk dituliskan karena nyata dan sudah melekat ke diri Bapak Ibu.

Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020

Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.


Referensi terdiri dari:

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan


Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital


BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62


Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)


Bagaimanakah anatomi buku nonfiksi?

Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks


Langkah kedua

Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan


Langkah ketiga

Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.


Langkah keempat 

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma


Langkah kelima

Penerbitan


Pemaparan materi telah selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab :

P1.

Nama : Ari Rahmawati

Asal : Kebumen

T : Ketika kita menulis jurnal ataupun karya tulis apakah berpedoman pada anatomi buku non fiksi,              jikalau iya, berarti buku nonfiksi juga termasuk jurnal?

J : Kalau jurnal dan karya tulis ilmiah pasti memiliki struktur tersendiri. Kalau buku nonfiksi berbeda        dengan jurnal. Jadi anatominya tidak sama.


P2

Nama : Moderator Lely Suryani

Asal : Jakarta

T : Terkait proyek untuk menulis buku antologi sesuai materi malam ini, Apakah masing-masing                  penulis penulis menuliskan pengalaman masng-masing? Atau mau berupa garis besar menuju temu        buku yang akan ditulis solo..

J : Selama ini peserta kurang memaksa diri untuk menulis buku nonfiksi. Bisa dari tulisan sederhana           dan dikumpulkan melalui antologi akan timbul inspirasi untuk menjadi tulisan solo.


P3

Nama : Umi 

Asal : Kebumen

T : Minta tolong apa saja bedanya dan beri contoh anatomi dari jurnal dan KTI?

J : Menulis yang dekat dengan keseharian kita akan lebih mudah



Demikian sesi tanya jawab telah mengakhiri kelas pertemuan malam ini. Narasumber mengakhiri pertemuan dengan ucapan terima kasih dan pesan motivasi kepada seluruh peserta KBMN Gel.31


Moderator pun menutup pertemuan kelas malam ini dengan ucapan terima kasih.


Perasaan hangat dan senang saya curahkan dari awal hingga akhir acara malam ini, semoga dapat saya praktikkan dalam menulis buku nonfiksi.





Jakarta, 10 Juni 2024

ANTORO, S.Pd._Peserta KBMN PGRI Gel.31

Rabu, 05 Juni 2024

KAIDAH PANTUN Resume Materi Pertemuan Ke-14 KBMN PGRI Gel.31

 

Resume Pertemuan Ke-14 Rabu, 5 Juni 2024

Materi          : KAIDAH PANTUN

Narasumber : MIFTAHUL HADI, S.Pd.

Moderator    : AROFIAH AFIFI, S.Pd.


Tepat pukul 19.00 moderator mengawali dengan pantun pemanasan/pembuka; 

Jalan-jalan ke kota Bekasi

Naik kereta di stasiun Manggarai

Mari kawan kita berliterasi

Karya nyata cita pun dicapai


Petik sekuntum bunga pematang

Bunganya kecil dimakan ngengat

Assalamualaikum selamat datang

Kusapa hadirin dengan hangat


Pagi hari pergi ke sekolah

Pulangnya naik metromini

Bersama saya Arofiah

Pandu acara malam ini


Itulah 3 bait pantun dari Bu Ovi selaku moderator malam hari ini, dalam mengawali pertemuan, serta salam sebagai hantaran acara pertemuan ke-14 KBMN PGRI Gel.31

Rentang acara malam ini :

1. Pembukaan

2. Pemaparan Materi

3. Sesi Tanya Jawab

4. Penutup


Sebelum narasumber menyampaikan paparan materi, beliau memperkenalkan diri bahwa Pak Miftahul Hadi, S.,Pd. adalah alumni KBMN Gel.17

Narasumber mengawali dengan pertanyaan pemantik, "Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata pantun?"

Jawaban dari beberapa peserta seperti; 

Ada sampiran ada isi

Satu bait ada 4 baris

Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata

Ada persamaan bunyi/rima


Pantun adalah tradisi budaya Indonesia, Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam, salah satunya adalah pantun. Dalam pertunjukan pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang.

https://www.youtube.com/watch?v=YStl3VmOvlc Ini merupakan salah satu seniman kentrung dari Demak, almarhum Mbah Samsuri.

Pada hakikatnya, sebagian besar kesusasteraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatera Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan  seremonial yang spektakuler.

Pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014, dan lebih membanggakan lagi pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Perancis (17/12/2020)

Difinisi pantun dari beberapa ahli :

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja 2020) berasal dari kata "Pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan "Tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Jika dilihat dari difinisi tersebut, pantun itu menggambarkan adanya sikap sopan dan santun.

Tuntun (Pampangan): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan  susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Menuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Paantun (Toba): kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019)

Pantun berasal dari akar kata "TUN" yang bermakna "baris" atau "deret" Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai "Pantun", oleh masyarakat Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar" yang berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019)

Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atrau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar, 2020)

Di berbagai daerah di Indonesia banyak terdapat pantun. Menurut Suseno (2006) di Tapanuli pantun dikenal dengan nama ende-ende. 

Contoh:

Molo mandurung ho dipabu

Tampul si mandulang-dulang

Molo malungun ho diahu

Tatap siru modang bulan

Artinya : 

Jika tuan mencari paku, 

Petiklah daun sidulang-dulang

Jika tuan rindukan daku,

Pandanglah sang bulan purnama


Di Sunda, pantun dikenal dengan nama paparikan.

Contoh:

Sing getol ngnam jajamu

Ambeh jadi kuat urat

Sing getol naengan elmu

Gunana dunya akhirat

Artinya:

Rajinlah minum jamu

Agar kuatlah urat

Rajinlah menuntut ilmu

Berguna bagi dunia akhirat


Pada masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan sebutan parikan.

Contoh:

Kabeh-kabeh gelung konde,

Kang endi kang gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe

Kang endi sing durung ana

Artinya:

Semua bergelung konde

Mankah yang bergelung Jawa

Semua telah ada yang punya

Mana yang belum dipunya


Fungsi Pantun :

1. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.

2. Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar.

3. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata

Secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan


Ciri-ciri Pantun :

1. Satu baitb terdiri atas empat baris, satu baris terdiri atas empat sampai lima kata, satu baris terdiri            atas delapan sampai dua belas suku kata, baris pertama dan kedua sebagai sampiran atau                          pembayang, baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud.

2. Pantun bersajak a-b-a-b


Pantun berbeda dengan syair atau gurindam, berikut contoh syair:

Ke sekolah janganlah malas

Belajar rajin di dalam kelas

Jaga sikap janganlah culas

Agar hati tak jadi keras

Pada contoh syair tersebut semua barisnya berakhiran bunyi as, maka sajaknya disebut a-a-a-a, tiap barisnya saling berhubungan, dan tidak ada sampiran atau pembayang.


Berbeda lagi dengan gurindam, berikut contohnya:

Jika selalu berdoa berdzikir

Ringan melangkah jernih berpikir

Gurindam terdiri dari dua baris, baris 1 sebab, baris 2 akibat, dan bersajak a-a


Jenis-jenis rima pada pantun:

1. Rima akhir

Contoh :

Makan nasi ditambah kerupuk kulit

Paling lahap makannya di tepi sawah

Membuat pantun memanglah sulit

Jika diasah akanlah jadi mudah

2. Rima tengah dan akhir

Contoh :

Mawar sekuntum tumbuh di taman

Daun salam tumbuh di kota

Assalamualaikum saya ucapkan

Sebagai salam pembuka kata

3. Rima awal, tengah, akhir

Contoh :

Jangan dipetik si daun sirih

Jika tidak dengan gagangnya

Jangan diusik orang berkasih

Jika tidak dengan sayangnya

4. Rima lengkap 

Contoh :

Bagai patah tak tumbuh lagi

Rebah sudah selasih di taman

Bagai sudah tak suluh lagi

Patah sudah kasih idaman


Tips mudah membuat pantun : 

1. Tentukan rima atau bunyi suku akhir kata yang sama

2. Buat isi dulu yaitu baris ketiga dan keempat baru sampiran baris satu dan dua.

3. Jangan memakai nama orang atau merk dagang

4. Baris 1, 2, dan 3 diakhiri tanda koma, dan baris 4 diakhiri tanda titik


Demikian paparan materi malam ini yang sangat menarik, hingga waktu tak terasa sudah melewati pukul 21.15, materi padat dan lugas mudah dipahami, sehingga tidak ada peserta yang mengajukan pertanyaan. Maka berakhir juga pertemuan ke-14 KBMN Gel.31 malam ini, moderator mengucapkan salam dan terima kasih.



Jakarta, 5 Juni 2024

ANTORO, S.Pd._Peserta KBMN PGRI Gel.31


TEKNIK PROMOSI BUKU, KBMN PGRI Gel. 31-Pertemuan Ke-30

  Resume Pertemuan Ke-30 KBMN PGRI Gel. 31 Rabu, 7 Agustus 2024 Topik Materi : TEKNIK PROMOSI BUKU Narasumber   : Akbar Zainuddin, M.M., MNE...